Pada 26 Desember 2023, Kanye West atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutab Rapper Ye, mengejutkan dunia dengan permintaan maafnya kepada komunitas Yahudi. Dalam posting bahasa Ibrani yang diunggah di
platform X dan Instagram, Ye mengakui dan menyesali pernyataan antisemitesmenya. Penyesalan ini juga disertai dengan kabar mengejutkan bahwa perilisan album barunya yang dinantikan, "Vultures," mengalami penundaan hingga Januari setelah sejumlah penundaan sejak tanggal rilisnya yang semula dijadwalkan pada bulan Oktober.

Rapper Ye sebelumnya telah menciptakan kontroversi melalui serangkaian postingan antisemit di media sosial, termasuk tuduhan terhadap Sean "Diddy" Combs dan penggunaan simbol swastika. Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) mencatat partisipasinya dalam 59 insiden antisemitisme selama tahun 2022, mendeskripsikan pernyataannya sebagai menghasut dan bersifat konspiratif.


Permintaan maaf Ye, yang datang bersamaan dengan pengumuman penundaan albumnya, mendapat tanggapan positif dari ADL. Namun, organisasi ini menekankan bahwa tindakan nyata adalah kunci utama perubahan positif. Pernyataan ini memiliki dampak besar pada karier Ye, menyebabkan kehilangan kemitraan strategis dengan Adidas dan Gap untuk produk Yeezy. Akun media sosial Ye juga mengalami pembatasan akses sebagai respons terhadap pernyataannya.


Dalam penutupan pernyataannya, Ye menegaskan komitmennya untuk belajar dari pengalaman ini, membangun kepekaan dan pemahaman yang lebih besar di masa depan. Dia juga menyatakan niatnya untuk terus meminta maaf, melakukan perbaikan, dan berkontribusi pada persatuan. 


Perjalanan transformasi Ye juga mencakup kontroversi sebelumnya terkait komentar tentang keadilan sosial dan pemakaian kemeja bertuliskan "White Lives Matter" di Paris Fashion Week pada tahun yang sama, menambah dimensi kompleks pada perjalanan hidupnya di dunia hiburan.