Taman patung bawah air pertama di dunia, yang terletak di Grenada, Karibia, semakin memperluas keajaibannya. Taman patung tersebut, yang awalnya menjadi daya tarik utama di Kepulauan Karibia, kini telah menambahkan 31 patung baru yang menghiasi kawasan perlindungan laut di lepas pantai barat pulau tersebut.
Salah satu tambahan paling mencolok adalah "Coral Carnival," sebuah rangkaian patung yang terinspirasi dari Spicemas, karnaval populer di Grenada. Patung-patung ini mencerminkan karakter ikonik seperti "Jab Jab," yang melambangkan kebebasan bagi warga Grenadian dengan rantai di tubuhnya. Proyek ini, yang diinisiasi oleh Kementerian Implementasi dan Pariwisata Grenadian, bertujuan untuk merayakan budaya dan sejarah Grenada.
Menurut Jason deCaires Taylor, seniman di balik karya ini, patung-patung tersebut didasarkan pada orang-orang nyata yang berperan sebagai model bagi para seniman. Dengan mayoritas karya baru diciptakan oleh deCaires Taylor sendiri, proyek ini juga melibatkan seniman lokal seperti Troy Lewis, yang menyumbangkan empat patung baru, termasuk replika patung "Christ of the Deep."
Patung-patung ini tidak hanya berfungsi sebagai karya seni, tetapi juga sebagai terumbu karang buatan. Dibuat dari baja tahan karat berkualitas tinggi dan semen laut dengan pH netral, patung-patung ini memberikan tempat berlindung bagi kehidupan laut, seperti gurita dan lobster. Transformasi alami ini terlihat dalam beberapa hari setelah pemasangan, dengan kehidupan laut yang nyaman menempati patung-patung tersebut.
Proyek ini awalnya dirancang sebagai upaya konservasi untuk memulihkan kehidupan laut yang rusak akibat Badai Ivan pada tahun 2004. Dengan tambahan patung-patung baru ini, diharapkan tekanan pada kawasan bawah laut yang lebih padat dapat berkurang.
Taman patung bawah air ini pertama kali dipamerkan di darat di Prickly Bay Marina, Grenada, sebelum akhirnya dipasang di bawah air pada akhir Oktober. Dengan kedalaman antara tiga hingga tujuh meter, patung-patung ini dapat dinikmati oleh penyelam, perenang snorkel, dan bahkan mereka yang berada di perahu berlantai kaca dengan jarak pandang yang baik.
Selain menjadi atraksi pariwisata, taman patung ini juga menjadi wadah untuk mempromosikan konservasi laut. Jason deCaires Taylor menyatakan keprihatinannya terhadap perubahan iklim, termasuk pemutihan besar-besaran yang terjadi pada beberapa terumbu laut. Meskipun demikian, ia tetap bersemangat untuk menyaksikan bagaimana alam mengambil alih patung-patung tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
Pameran ini, yang pertama kalinya juga dipamerkan di darat sebelum dipasang di bawah air, membuka kesempatan bagi lebih banyak orang untuk menikmati karya seni ini. Dengan Coral Carnival yang dapat diakses melalui perahu, taman patung ini terbuka untuk umum sejak akhir Oktober, menawarkan pengalaman menyelam yang spektakuler dan mendalam di perairan Karibia yang memukau.
0 Comments